Air mata cinta seorang anak kepada ayahnya adalah air mata ketulusan. Dalam setiap memanjatkan doa selalu disebutkan nama ayah yang dicintainya, dulu pernah sangat dia benci. Awal perjumpaan dengan saya, pemuda itu melontarkan pertanyaan pada saya 'Berdosakah saya membenci ayah saya yang tidak pernah mengurus kami, istri dan anak-anaknya?'
Malam itu di Rumah Amalia ia bercerita. Bahwa dirinya dibesarkan oleh Ibu yang menjadi 'single parent' dan harus menghidupi ketiga anaknya. Melihat begitu kerasnya ibunya harus banting tulang berjuang untuk anak-anaknya maka pemuda itu begitu sangat membenci ayahnya.
'Saya tak habis pikir kenapa ayah tega meninggalkan kami semua? Ayah buat saya adalah sosok yang tak bertanggungjawab,' ucapnya lirih. Malam semakin larut. Sampah-sampah kebencian menyesaki di dalam dadanya. Semakin ditumpahkan kebencian dirinya semakin tersiksa. Anak-anak Amalia terdengar membaca doa. Doa yang dipanjatkan penuh kasih sayang untuk kedua orang tua.
Entah kenapa mendengar doa itu mata pemuda itu memerah. 'Apakah mungkin saya bisa mengubah benci menjadi cinta pada ayah?' Air mata bening mengalir begitu mudah. Air mata yang mengubah benci menjadi cinta seorang anak kepada ayahnya. Kebencian pada ayahnya telah membuatnya tidak nyaman karena selalu mengganjal dihati dan itu menjadi beban. Sejak malam itu ia bisa mengubah kebencian menjadi cinta pada ayahnya. Bahkan kini malah selalu menyebut nama ayahnya disetiap doa yang dipanjatkan. Subhnallah..
'Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.' (Al-Isra' (17) : 23).
By : agussyafii
Malam itu di Rumah Amalia ia bercerita. Bahwa dirinya dibesarkan oleh Ibu yang menjadi 'single parent' dan harus menghidupi ketiga anaknya. Melihat begitu kerasnya ibunya harus banting tulang berjuang untuk anak-anaknya maka pemuda itu begitu sangat membenci ayahnya.
'Saya tak habis pikir kenapa ayah tega meninggalkan kami semua? Ayah buat saya adalah sosok yang tak bertanggungjawab,' ucapnya lirih. Malam semakin larut. Sampah-sampah kebencian menyesaki di dalam dadanya. Semakin ditumpahkan kebencian dirinya semakin tersiksa. Anak-anak Amalia terdengar membaca doa. Doa yang dipanjatkan penuh kasih sayang untuk kedua orang tua.
Entah kenapa mendengar doa itu mata pemuda itu memerah. 'Apakah mungkin saya bisa mengubah benci menjadi cinta pada ayah?' Air mata bening mengalir begitu mudah. Air mata yang mengubah benci menjadi cinta seorang anak kepada ayahnya. Kebencian pada ayahnya telah membuatnya tidak nyaman karena selalu mengganjal dihati dan itu menjadi beban. Sejak malam itu ia bisa mengubah kebencian menjadi cinta pada ayahnya. Bahkan kini malah selalu menyebut nama ayahnya disetiap doa yang dipanjatkan. Subhnallah..
'Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.' (Al-Isra' (17) : 23).
By : agussyafii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar